TUNDUK DENGAN SEPENUH HATI
Oleh Imron *)
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, memberikan definisi bahwa : "Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan men-tauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya".
Berangkat dari pengertian ringkas di atas maka sesungguhnya ketika kita mengaku beragama Islam, berarti kita bertekad memuliakan diri kita dengan cara berserah diri kepada kehendak Allah SWT. Berhikmat tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah – perintahNya dan menjauhi larangan – laranganNya, menjadi konsekuensi logis dari bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (Al baqoroh : 208)
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (Al An’am 162 - 163)
Firman Allah SWT di atas menghendaki supaya kita berserah diri kepada Allah SWT tidak setengah – setengah, tetapi mutlak dan penuh 100 %, sehingga ibadah kita, hidup dan mati kita hendaknya hanya kita persembahkan kepada Allah SWT, dan masuk Islam secara penuh secara sempurna.
Barangkali kita juga perlu bertanya pada hati kita dengan pertanyaan sebagai berikut: Allah SWT mewajibkan kita untuk sholat lima waktu. Sudahkah kewajiban itu kita laksanakan dengan baik, sehingga berimplikasi pada peningkatan kualitas pribadi? Berkenaan dengan hal ini jawaban jujur dari hati kita menjadi kata kunci.
Allah mewajibkan kita yang sudah mampu untuk berhaji ke tanah suci. Sebagian dari kita ada yang dikaruniai Allah SWT kesehatan, tersedianya waktu dan kesempatan serta rizqi yang kecukupan dengan melimpahnya harta. Sudahkan ini semua digunakan untuk melaksanakan kewajiban ibadah haji?
Kemudia Allah mewajibkan kita untuk menolong fakir miskin, yaitim piatu, dan golongan lemah lainnya. Sudahkah ini kita kerjakan, dan sudah sejauh mana kewajiban ini kita masing – masing telah melaksanakannya ?
Menjadi dipertanyakan keIslamannya ketika kita beribadah, kita sholat, kita berpuasa, kita berhaji dan lain sebagainya, tetapi kita tidak mau turun tangan memperhatikan nasib kaum lemah ini.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna ( Al Ma’un 1-7).
Kemudian Allah SWT juga memerintahkan kepada kita berjuang, berjihad di jalan Allah dengan harta dan tenaga kita untuk menegakkan Agama Islam.
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Sudahkah perintah Allah kita laksanakan dengan baik? Apa peran yang telah kita berikan untuk kemajuan agama Islam di tempat kita masing – masing? Berapa harta benda kita yang telah kita sumbangkan untuk dana perjuangan ini ? Untuk masjid, untuk kuliah shubuh, untuk majelis ta’lim, untuk madrasah di sekitar kita ? dan lain sebagainya.
Rosululloh telah memperingatkan kita :
من أصبح لا يهتم بأمر المسلمين فليس منهم
Barangsiapa yang sudah tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, bukanlah ia termasuk golongan kaum muslimin (HR Thabrani).
Demikianlah, beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab pada diri kita masing – masing, untuk menguji betulkan kita sudah Islam atau berserah diri kepada kehendak Allah SWT. Sebagai konsekuensi dari semua ini ialah hendaknya kita tunduk patuh kepada Allah SWT dengan melaksnakan ajaran – ajaranNya. Kita laksanakan ibadah dengan sebaik – baiknya, Kita laksanakan kewajiban-kewajiban kita di bidang sosial kemasyarakatan dan kita ambil peranan aktif dengan harta dan dengan jiwa dalam perjuangan menegakkan Islam.
*) Ketua PCPM dan Dosen FAI UMM
Rabu, 31 Maret 2010
Langganan:
Postingan (Atom)